ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
SMP Negeri 2 Cipari | Mewujudkan Pelajar Yang Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Dan Berakhlak Mulia | Mandiri | Gotong Royong | Berkebhinekaan Global | Bernalar Kritis | Dan Kreatif
BLANTERWISDOM105

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran Dan Kaitannya Dengan Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Rabu, 11 Mei 2022

 


Pendidikan guru penggerak berkaitan erat dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Salah satunya yaitu Pratap Triloka yang terdiri dari Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Pandangan Ki Hadjar Dewantara mengenai Pratap Triloka memiliki pengaruh yaitu sebagai landasan berpikir bijak terhadap pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan haruslah mampu mempertangungjawabkan apa yang sudah ia putuskan. Proses pertanggungjawaban inilah yang harus dimiliki seorang pemimpin sehingga ia mampu menjadi teladan, pemberi arahan, kreasi, inovasi dan penyemangat untuk yang dipimpinnya.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita selaku guru atau pendidik salah satunya adalah nilai kebajikan universal. Nilai kebajikan ini dipengaruhi oleh social budaya dimana kita tinggal dan memiliki peranan kuat dalam memandang suatu permasalahan atau persoalan sehingga otomatis berpengaruh terhadap prinsip pengambilan keputusan. Nilai kebajikan tersebut seperti nilai-nilai tanggung jawab, keadilan, kejujuran, imtegritas memiliki pengaruh kuat terhadap prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis peraturan. Akhirnya kembali pada diri kita secara pribadi nilai-nilai apa yang tertanam kokoh sehingga menjadi landasan kita memilih prinsip pengambilan keputusan dalam suatu persoalan atau permasalahan, apakah berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan atau berpikir berbasis rasa peduli.

Guru selaku pendidik memiliki tugas memfasilitasi kebutuhan belajar murid baik aspek kognitif maupun aspek social dan emosionalnya, guru juga diharapkan mampu memberikan arahan, bimbingan melalui proses coaching. Murid yang mengalami hambatan, masalah ataupun tantangan dalam kegiatan belajarnya perlu dibantu melalui penggalian potensi dirinya yang dimiliki. Proses pembelajaran dalam pengambilan dan pengujian keputusan berkaitan dengan proses coaching. Proses penggalian potensi inilah yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Semakin cermat menggali potensi yang dimiliki maka pembimbingan terhadap coachee dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dirasa akan semakin tepat dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan atas permasalahan atau persoalannya tersebut.

Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan atau kompetensi dalam mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Pribadi yang memiliki kesadaran emosi atau kepekaan maka memiliki kemungkinan lebih baik dalam mengelola emosinya juga. Seorang pendidik jika sudah mampu mengelola emosi maka dalam mengambil keputusan juga akan lebih bijaksana melihat berbagai kemungkinan sebagai pertimbangan seperti pengujian hasil keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Perlu disadari bahwa murid memiliki kodrat anak yang secara social dan emosionalnya memiliki kebutuhan untuk dipenuhi. Maka dari itu kita selaku pendidik senantiasa memahami dan menyadari serta memiliki keterampilan mengelola emosi sehingga mampu memenuhi kebutuhan murid akan hal tersebut.

Dalam berinteraksi dalam suatu pekerjaan, seorang pemimpin pembelajaran juga tidak dipungkiri sering menemui persoalan yang terkadang menjadi dilema. Tidak boleh larut dalam persoalan, seorang pemimpin harus mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan. Mengambil keputusan haruslah dengan mempertimbangkan berbagai aspek salah satunya adalah melihat apakah ada dilema etika yang membingungkan atau justru bujukan moral yang memiliki pengaruh negative untuk hasil akhirnya. Pengambilan keputusan dengan pertimbangan antara dilema etika dan bujukan moral tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut atau dipercaya oleh yang bersangkutan. Semakin luas dan kuat nilai-nilai kebajikan yang dianut oleh seorang pendidik, maka kemungkinan orang tersebut akan lebih mampu memilah dilema yang muncul sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.

Pembelajaran yang berpusat pada murid mengindikasikan sekolah menjadi ekosistem pendidikan tempat belajar yang nyaman dan kondusif untuk murid. Pemimpin pembelajaran harus tepat dalam mengambil keputusan sehingga berdampak pada hasil yang berpusat pada murid. Misalnya, pemimpin pembelajaran atau pendidik dalam tugasnya di kelas melihat aspek social dan emosional murid, kesiapan belajar, profil dan minat murid. Dengan upaya tersebut diharapkan sekolah menjadi tempat yang memberikan rasa aman, nyaman dan kondusif untuk kegiatan pendidikan. Murid yang memiliki perasaan nyaman dan bahagia harapannya terpenuhi juga segala kebutuhan belajarnya selama di sekolah.

Sebagai pemimpin pembelajaran yang sering berhadapan dengan pengambilan keputusan terkait permasalahan terkadang menemui kendala terhadap pelaksanaan hasil keputusan. Disinilah perlu adanya kolaborasi antar pihak yang berkepentingan agar hasil keputusan dapat terlaksana dengan baik dan minim kontroversi. Hal tersebut tentu saja tidak mengesampingkan pada tujuan utama yaitu hasil keputusan yang berpusat atau berpihak pada murid dan mewujudkan sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang menyejahterakan warganya.

Pengambilan keputusan menjadi dasar yang kuat dalam memberikan dampak pengajaran yang memerdekakan murid atau biasa kita sebut dengan pembelajaran yang berpusat pada murid. Melalui pemahaman materi filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dan pembelajaran yang berpusat pada murid menjadikan tujuan dasar dan utama kita sebagai guru selaku pendidik. Dan apakah tujuan itu, tidak hanya terpenuhinya segala fasilitas sarana dan prasarana, akan tetapi juga terpenuhinya kebutuhan belajar murid sehingga murid menjadi bahagia serta sekolah menjadi tempat  yang nyaman dan kondusif untuk aktivitas belajar murid.

Pemimpin pembelajaran yang memiliki kesempatan mengambil keputusan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan dan masa depan murid. Hal ini bisa kita temui misalnya saja terkait dengan pemberian nilai rapot, kenaikan kelas atau kelulusan. Perlu ada pertimbangan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan terhadap persoalan yang dihadapi. Pengambilan keputusan tidak serta merta hanya melihat satu aspek saja namun perlu dipertimbangkan dengan melihat dari berbagai aspek. Sebagai pendidik harapannya keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang mendukung dan menunjang masa depan murid kita.

Tidak ada ilmu yang cukup untuk individu yang terus ingin belajar. Pendidikan guru penggerak melalui berbagai modul dan materinya berusaha memfasilitasi guru untuk menjadi seorang pendidik, bukan hanya pengajar. Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara menjadi pondasi utama kita selaku pendidik dalam menuntun tumbuh dan berkembangnya kodrat anak. Bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang kita berikan pada murid tetapi juga berbagai budaya positif sehingga mereka tetap memiliki jiwa sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Meskipun murid memiliki permasalahan dalam memenuhi kebutuhan belajarnya namun kita sebagai pendidik dapat memberikan coaching sehingga potensi murid kita dapat tergali untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Pendidik yang bijak tidak menghakimi murid yang memiliki persoalan. Oleh karena itu hendaknya selaku pemimpin pembelajaran kita menerapakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan jika dalam situasi yang membingungkan. Hal ini dilakukan agar kita tetap mampu mengambil keputusan yang tidak mengesampingkan tujuan utama pendidikan yaitu murid yang mencapai keselamatan dan memiliki kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai pribadi maupun menjadi warga bagian dari peradaban. (Feny)

Share This :

0 comments